welcome to my blog,,,, hopefully it all comfortably on my blog and can enjoy it ,,,,,, ,,,,,,, ,,,,,,, thanks,,,,,,,,,,do not forget love comments AKU: Tugas Ilmu Al-Qur'an Ku,,,hehe,,,

Senin, 25 Oktober 2010

Tugas Ilmu Al-Qur'an Ku,,,hehe,,,


Al-Qur’an
Al-qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yang diturunkan secara Mutawatir dan membacanya mendapatkan pahala. Itulah pengerian Al-Qur’an yang kita ketahui biasanya. Tetapi banyak pendapat seperti pendapat al-Zarqani tentangg definisi Al-Qur’an yaitu lafal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dari permulaan surat Al-Fatihah sampai akhir al-Nass. Ada juga pendapat dari Abdul Wahhab Khallaf yaitu Al-Qur’an adalah Firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah, Muhammad bin Abdullah melalui al-Ruhul Amin (Malaikat Jibril) dengan lafal-lafalnya yang berbahasa Arab dan maknanya yang benar,agar menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka, dan menjadi sarana pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya.Al-Qur’an terhimpun dalam mushaf,disampaikan secara mutawatir dari generasi ke generasi secara tulisan maupun lisan dan terpelihara dari perubahan atau pergantian
Dari segi bahasa terdapat berbagai pendapat para ahli tentang mengenai pengertian al-Qur’an secara bahasa. Sebagian pendapat, penulisan lafal al-Qur’an, dibubuhi huruf hamzah (dibaca al-Qur’an). Pendapat lain mengatakan penulisannya tanpa dibubuhi hamzah (dibaca Al-Qur’an). Asy-syafi’i,al-Farra, dan al-Asy’ari termasuk diantara ulama yang berpendapat bahwa lafal al-Qur’an ditulis tanpa huruf hamzah.
Al-Syafi’i mengatakan, lafal al-Qur’an yang terkenal itu bukan musytaq (pecahan dari akar kata apapun) dan bukan pula berhamzah ( tanpa huruf tambahan hamzah ditengahnya,jadi dibaca al-Qur’an). Hal tersebut sudah lazim digunakan dalam pengertian kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan demikian menurut Al-Syafi’i, lafal tersebut bukan berasal dari akar kata qara-a (membaca), sebab kalau akar katanya qara-a, tentu tiap sesuatu yang dibaca dapat dinamai Al-Qur’an karena nama Al-Qur’an tersebut adalah nama khusus bagi al-Qur’an,seperti nama Taurat dan Injil
Al-Farra berpendapat juga, al-Qur’an bukan musytaq dari kata qara-a, tetapi pecahan dari kata qara’in (jamak dari qarinah) yang berarti kaitan, karena ayat-ayat al-Qur’an satu sama lain saling berkaitan dan oleh sebab itu,huruf nun pada akhir kata Al-Qur’an adalah huruf asli dan bukan huruf tambahan. Dengan demikian, kata al-Qur’an itu dibaca dengan bunyi al-Quran bukan al-Qur’an.
Al-Asy’ari dan pengikutnya mengatakan lafal al-Qur’an adalah musytaq atau pecahan dari kata qarn ,ia mengambil contoh kalimat qarnus-syai bisysyai (menggabungkan sesuatu dengan sesuatu). Kata qarn bermakna kaitan atau gabungan, karena surat atau ayat-ayat dalam al-Qur’an saling berhubungan atau interkoneksi.
Dari tiga pendapat diatas yang berkesimpulan bahwa lafal al-Qur’an adalah al-Quran(tanpa huruf hamzah ditengahnya). Hal ini berbeda dengan pemakai kaidah pembentukan kata umum yang digunakan bahasa Arab. Meskipun begitu, ketiga pendapat ini meperlihatkan fungsi dan kedudukan al-Qur’an sebagai kitab Allah yang ayat-ayatnya saling berkaitan dan merupakan kesatuan yang serasi.
Ada juga ulama’ yang berpendapat bahwa lafal Al-Qur’an ditulis dengan tambahan huruf hamzah ditengahnya adalah al-Zajjaj dan al-Lihyani. Al-Zajjaj berpendapat bahwa lafal al-Qur’an ditulis huruf hamzah ditengahnya sesuai pola kata (wazn) fu’lan. Lafal tersebut bentukan (musytaq) dari akar kata Qa’run yang berarti jam’un. Ia mengemukakan contoh quri’al ma’u filhaudi yang artinya : air itu dikumpulkan dalam kolam. Dalam kalimat ini kata qar’un bermakna jam’un yang berarti kumpul dalam bahasa indonesia. Alsannya yaitu al-Qur’an mengumpulkan atau menghimpun intisari kitab-kitab suci terdahulu. Beliau berpendapat juga dengan bedasarkan pola ghufran dan merupakan mustaq dari akar kata qara-a yang bermakna membaca. Al-Qur’an menamai suatu yang dibaca, yakni obyek dalam bentuk masdar.
Sedangkan pendapat terakhir yaitu dari Hasbi ash-Syiddieqy mengatakan bahwa, al-Qur’an menurut bahasa ialah bacaan atau yang dibaca. Al-Qur’an adalah masdar yang diartikan dari arti isim maf’ul, yaitu maqru’, yang dibaca. Menurut subhi As-Shalih, pendapat ini lebih kuat karena dalam Bahasa Arab lafal al-Qur’an adalah bentuk masdar yang makna sinonimnya dengan Qiro’ah, Yakni bacaan.
Dengan menikuti dengan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa secara bahasa al-Qur’an berarti saling berkaitan atau berhubungan antara satu ayat dengan yang lain dan berarti pula bacaan.semua pengertian ini menyimpulkan bahwa kedudukan al-Qur’an sebagai kitab Allah yang saling berhubungan dan ini merupakan bacaan bagi kaum muslimin
Kita juga mengetahui sumber hukum umat Islam setelah al-Qur’an yaitu Hadis. Hadis ada banyak macamnya tergantung dilihat dari segi apanya. Salah satunya yaitu Hadis Qudsi yang berarti secara istilah adalah hadis yang oleh Nabi SAW disandarkan kepada Allah SWT . Perbedaan Al-Qur’an dengan Hadis Qudsi antara lain yaitu :
1.Al-Qur’an dari Allah, baik lafal maupun maknanya,dan itulah wahyu. Kalau Hadis Qudsi maknanya saja yang dari Allah bukan secara Lafal
2.Membaca Al-Qur’an dinilai Ibadah. Sedangkan membaca Hadis Qudsi tidak memperoleh pahala
3.Seluruh isi Al-Qur’an dinukil secara Mutawatir dan keaslian dan kepastiannya sudah mutlak. Sedangkan Hadis Qudsi sebagian besar memiliki derajat Khabar atau ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan
4.Al-Qur’an hanya dinisbahkan kepada Allah semata. Jika Hadis Qudsi terkadang diriwayatkan dengan disandarkan kepada Allah. Penyandaran Hadis Qudsi kepada Allah ini bersifat penisbatan insya’i (yang diadakan)
5.Al-Qur’an sebagai Mukjizat dan penentang bagi yang menentang, sedangkan Hadis Qudsi bukan sebagai mujizat maupun penentang

Didalam ayat-ayat Al-Qur’an ternyata nama al-Qur’an sendiri ada bermacam-macam namanya, diantaranya yaitu seperti Al-Kitab,Al-Furqan,Adz-Dzikr,At-Tanzil. Muhammad Abdullah Darraz berkata,’Dinamakan Al-Qur’an karena ia Dibaca dengan Lisan dan dinamakan Al-Kitab karena ia ditulis dengan pena. Kedua nama ini sangt revelan sekali dengan kenyataannya”.
Setiap nama-nama lain dari al-Qur’an terdapat makna atau arti-arti tertentu yang menunjukkan apa Al-Qur’an tersebut. Seperti contoh diatas yaitu Dinamakan Al-Qur’an karena dibaca dengan Lisan. Dan juga makna atau arti kata yang lainnya seperti al-Furqan yang berarti pembeda memaksudkan bahwa Al-Qur’an itu sebagai pembeda antara yang baik dan yang buruk. Juga adz-Dzikr yang berarti pengingat yang bermaksud al-Qur’an sebagai pengingat manusia. Dan ada lagi yaitu At-Tnzil yang berarti kitab yang diturunkan.
Selain dari nama-nama tersebut Allah juga melukiskan al-Qur’an dengan banyak sifat yaitu An-Nur(cahaya),as-Syifa’(obat),huda(petunjuk),rahmah(rahmat) dan lain sebagainya

1 komentar:

  1. wahhh mantab bro,, ini dia yang ane cari dari dulu n akhirnya skrang ane mndapatkannya,,, sukron bgt yach,,, ;-)

    BalasHapus